Standarisasi Jaringan Wireless IEEE 802.11

- 12/26/2016 09:25:00 AM

Standarisasi Jaringan Wireless IEEE 802.11

 

Di artikel ini Saya membahas tulisan atau artikel yng sebelumnya terbagi dua di blog SCG yakni mengenai Standarisasi Jaringan Wireless.
Jaringan Wireless merupakan jaringan tanpa kabel (nirkabel) yng pengertiannya proses penyampaian data di lakukan melalui udara yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Lantaran mempergunakan gelombang radio menjdai media transmisi datanya, maka komponen wireless yng akan Kamu genakan Perlu mempunyai standart frekuensi yng percis. Menjadikan walaupun berbeda vendor pembuatnya komponen wireless yang telah di sebutkan tetap bisa berkomunikasi asalkan mempergunakan standar frekuensi yng percis. Standarisasi Jaringan Wireless didefinisikan oleh IEEE (institute of Electrical and Electronics Engineers).
Standarisasi Jaringan Wireless
Pengertian IEEE 802.11
IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) adalah institusi yng melakukan diskusi, riset serta pengembangan terhadap perangkat jaringan yng lantas menjadi standarisasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipakai menjdai perangkat jaringan.
Adapun Standarisasi Jaringan Wireless yang telah di sebutkan merupakan :
  • IEEE 802.11 Legacy yakni standart jaringan wireless pertama yng bekerja pada frekuensi 2,4 GHz yang dengannya kecepatan transfer data maksimum 2 Mbps.
  • IEEE 802.11b yakni standart jaringan wireless yng masih mempergunakan frekuensi 2,4 GHz yang dengannya kecepatan trasfer datanya mencapai 11 Mbps serta jangkau sinyal hingga yang dengannya 30 m.
  • IEEE 802.11a yakni standart jaringan wireless yng bekerja pada frekuensi 5 GHz yang dengannya kecepatan transfer datanya mencapai 58 Mbps.
  • IEEE 802.11g yakni standart jaringan wireless yng adalah gabungan dari standart 802.11b yng mempergunakan frekuensi 2,4 GHz akan tetapi kecepatan transfer datanya mampu mencapai 54 Mbps.
  • IEEE 802.11n yakni standart jaringan wireless masa depan yng bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz serta dikabarkan kecepatan transfer datanya mencapai 100-200 Mbps.

STANDAR dari IEEE
802.1 → LAN/MAN Management and Media Access Control Bridges
802.2 → Logical Link Control (LLC)
802.3 → CSMA/CD (Standar bagi atau bisa juga dikatakan untuk Ehernet Coaxial ataupun UTP)
802.4 → Token Bus
802.5 → Token Ring (mampu mempergunakan kabel STP)
802.6 → Distributed Queue Dual Bus (DQDB) MAN
802.7 → Broadband LAN
802.8 → Fiber Optic LAN & MAN (Standar FDDI)
802.9 → Integrated Services LAN Interface (standar ISDN)
802.10 → LAN/MAN Security (bagi atau bisa juga dikatakan untuk VPN)
802.11 → Wireless LAN (Wi-Fi)
802.12 → Demand Priority Access Method
802.15 → Wireless PAN (Personal Area Network) > IrDA serta Bluetooth
802.16 → Broadband Wireless Access (standar bagi atau bisa juga dikatakan untuk WiMAX)
Dari daftar di atas terlihat bahwasanya pemanfaatan teknologi tanpa kabel bagi atau bisa juga dikatakan untuk jaringan lokal, bisa mengikuti standarisasi IEEE 802.11x, dimana x merupakan sub standar.
Perkembangan dari standar 802.11 diantaranya :
802.11 → Standar dasar WLAN → mendukung transmisi data 1 Mbps sampai-sampai 2 Mbps
802.11a → Standar High Speed WLAN 5GHz band → transfer data up to 54 Mbps
802.11b → Standar WLAN bagi atau bisa juga dikatakan untuk 2.4GHz → transmisi data 5,4 sampai-sampai 11 Mbps
802.11e → Perbaikan dari QoS (Quality of Service) pada seluruh interface radio IEEE WLAN
802.11f → Mendefinisikan komunikasi inter-access point bagi atau bisa juga dikatakan untuk memfasilitasi vendor yng mendistribusikan WLAN
802.11g → Menetapkan teknik modulasi tambahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk 2,4 GHz band, bagi atau bisa juga dikatakan untuk kecepatan transfer data sampai-sampai 54 Mbps.
802.11h → Mendefinisikan pengaturan spectrum 5 GHz band yng dipakai di Eropa serta Asia Pasifik
802.11i → Menyediakan keamanan yng lebih baik. Penentuan alamat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengantisipasi kelemahan keamanan pada protokol autentifikasi serta enkripsi
802.11j → Penambahan pengalamatan pada channel 4,9 GHz sampai-sampai 5 GHz bagi atau bisa juga dikatakan untuk standar 802,11a di Jepang
Kelebihan standar 802.11 antara lain :
a. Mobilitas
b. Sesuai yang dengannya jaringan IP
c. Konektifitas data yang dengannya kecepatan tinggi
d. Frekuensi yng tak terlisensi
e. Aspek keamanan yng tinggi
f. Instalasi gampang serta cepat
g. Tak rumit
h. Amat murah
Kelemahan standar 802.11 antara lain :
a. Bandwidth yng dibatasi lantaran dibagi-bagi didasari spektrum RF bagi atau bisa juga dikatakan untuk teknologi-teknologi lain
b. Kanal non-overlap yng dibatasi
c. Efek multipath
d. Interferensi yang dengannya pita frekuensi 2.4 GHz serta 5 GHz
e. QoS yng dibatasi
f. Power control
g. Protokol MAC high overhead
Teknologi Wireless LAN distandarisasi oleh IEEE yang dengannya kode 802.11, tujuannya agar seluruh produk yng mempergunakan standar ini bisa bekerja percis/kompatibel meskipun berasal dari vendor yng berbeda, 802.11b adalah satu dari sekian banyaknya varian dari 802.11 yng sudah ternama serta menjadi pelopor pada bagian jaringan komputer nirkabel menunjukan bahwasanya 802.11b masih mempunyai beberapa kekurangan pada bagian keamanan yng memungkinkan jaringan Wireless LAN disadap serta diserang, dan kompatibilitas antar produk-produk Wi-Fi™.
Teknologi Wireless LAN masih akan terus berkembang, akan tetapi IEEE 802.11b akan tetap diingat menjdai standar yng pertama kali dipakai komputer bagi atau bisa juga dikatakan untuk bertukar data tanpa mempergunakan kabel.
Di Amerika Serikat, FCC mengatur agar kekuatan maksimum daya pancar yng boleh dipakai merupakan:
  • 100MHz band yng pertama cuma diperkenankan dipergunakan yang dengannya daya maksimum 50mW.
  • 100MHz band yng kedua diperkenankan yang dengannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk kekuatan pemancar maksimum 250mW.
  • 100MHz band yng teratas dirancang bagi atau bisa juga dikatakan untuk backbone jarak jauh yang dengannya kekuatan maksimum pemancar 1Watt.

Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengantisipasi tingkat redaman yng tinggi pada frekuensi 5GHz tak heran andai kita melihat maksimum power dari pemancar yng mencapai 1Watt.
Di Indonesia, terus terang kami lebih tidak sedikit mempergunakan maksimum power di seluruh band lantaran memanglah kita lebih tidak sedikit mempergunakan band ini bagi atau bisa juga dikatakan untuk backbone jarak jauh bagi atau bisa juga dikatakan untuk banyak sekali titik yng ada.
Ada delapan (8) kanal pada band 5150-5350 Mhz yng tak saling mengganggu. Pengalaman mengoperasikan perlengkapan 5GHz, seluruhnya umumnya total sekitar 12-13 kanal yng tak saling overlap yng mampu kita genakan.
Kalau kita ingat baik-baik, maka pada frekuensi 2.4GHz umumnya cuma ada tiga (3) channel yng tak saling overlap.
Standar IEEE 802.11
a. IEEE 802.11a
Standar 802.11a (disebut WiFi 5) memungkinkan bandwidth yng lebih tinggi (54 Mbps throughput maksimum, 30 Mbps dalam praktek). Standar 802.11a memiliki kandungan 8 saluran radio di pita frekuensi 5 GHz.
Standard IEEE 802.11a bekerja pada frekuensi 5GHz mengikuti standard dari UNII (Unlicensed National Information Infrastructure). Teknologi IEEE 802.11a tak mempergunakan teknologi spread-spectrum melainkan mempergunakan standar frequency division multiplexing (FDM).
Tepatnya IEEE 802.11a mempergunakan modulasi orthogonal frequency division multiplexing (OFDM). Regulasi FCC Amerika Serikat mengalokasikan frekuensi yang dengannya lebar 300MHz di frekuensi 5GHz. Tepatnya 200MHz di frekuensi 5.150 - 5.350 Mhz. Serta sekitar 100MHz bandwidth pada frekuensi 5.725 - 5.825 Mhz.
b. IEEE 802.11b
Standar 802.11b era ini yng paling tidak sedikit dipakai satu. Memberikan thoroughput maksimum dari 11 Mbps (6 Mbps dalam praktek) serta jangkauan sampai-sampai 300 meter di lingkungan terbuka. Ia mempergunakan rentang frekuensi 2,4 GHz, yang dengannya 3 saluran radio yng tersedia.
c. IEEE 802.11c
Standar 802.11c (disebut WiFi), yng menjembatani standar 802.11c tak menarik bagi masyarakat umum. Cuma adalah versi diubah 802.1d standar yng memungkinkan 802.1d jembatan yang dengannya 802.11-perangkat yng kompatibel (pada tingkat data link).
d. IEEE 802.11d
Standar 802.11d merupakan suplemen bagi atau bisa juga dikatakan untuk standar 802.11 yng dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memungkinkan penggunaan internasional 802,11 lokal jaringan. Ini memungkinkan perangkat yng berbeda berita perdagangan pada rentang frekuensi bergantung pada apa yng diperbolehkan di negara di mana perangkat dari.
e. IEEE 802.11e
Standar 802.11e yng dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan kualitas layanan pada tingkat data link layer. Tujuan standar ini merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan persyaratan paket yng berbeda dalam hal bandwidth serta keterlambatan transmisi menjadikan memungkinkan transmisi yng lebih baik bunyi serta video.
IEEE 802.11e merupakan sebuah amandemen dari 802.11 yng khusus membahas ihwal perbaikan Quality of service pada 802.11 yang dengannya menambahkan beberapa fungsi tertentu pada MAC layer. IEEE 802.11e mendefinisikan fungsi koordinasi baru dinamakan Hybrid Coordination Function (HCF). HCF menyediakan mekanisme akses baik secara terpusat yakni HCF Controlled Channel Access (HCCA) maupun secara terdistribusi yakni Enhanced Distributed Channel Access (EDCA).
1. Enhanced Distributed Channel Access (EDCA) dirancang bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyediakan QoS yang dengannya menambahkan fungsi pada DCF. Pada MAC layer, EDCA mendefinisikan empat FIFO queue yng dinamakan Access Category (AC) yng mempunyai parameter EDCA tersendiri. Mekanisme aksesnya secara umum hampir percis yang dengannya DCF, cuma saja durasi DIFS digantikan yang dengannya AIFS. Sebelum memasuki MAC layer, setiap paket data yng diterima dari layer di atasnya di-assign yang dengannya nilai prioritas user yng spesifik antara 0 hingga 7. Setiap paket data yng telah diberi nilai prioritas dipetakan ke dalam Access
Category semisal pada tabel nilai parameter EDCA berbeda bagi atau bisa juga dikatakan untuk AC yng berbeda. Parameter-parameter yang telah di sebutkan merupakan :
  • AIFS (Arbitration Inter-Frame Space) Setiap AC mengawali prosedur backoff ataupun mengawali transmisi sesudah satu periode waktu AIFS menggantikan DIFS.
  • CWmin, CWmax. Nilai backoff counter adalah nilai random terdistribusi uniform antara contention window CWmin serta CWmax.
  • TXOP (Transmission Opportunity) limit, durasi maksimum dari transmisi sesudah medium diminta. TXOP yng diperoleh dari mekanisme EDCA disebut EDCA-TXOP. Selama EDCA-TXOP, sebuah station bisa mentransmisikan multiple data frame dari AC yng percis, dimana periode waktu SIFS memisahkan antara ACK serta transmisi data yng berurutan. TXOP bagi atau bisa juga dikatakan untuk setiap AC ke-i didefinisikan menjdai TXOP [i]=(MSDU[i]/R)+ACK+ SIFS + AIFS[i], MSDU [i] merupakan panjang paket pada AC ke-i. R merupakan rate transmisi physical, ACK merupakan waktu yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mentransmisikan ack, SIFS merupakan periode waktu SIFS, AIFS[i] merupakan waktu AIFS pada AC ke-i.

2. HCF Controlled Channel Access (HCCA)menyediakan akses ke medium secara polling. HC mempergunakan PCF Interframe Space (PIFS) bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengontrol kanal lantas mengalokasikan TXOP pada station . Polling bisa berada pada periode contention (CP), serta penjadwalan paket di lakukan didasari Traffic Spesification (TSPEC) yng diperbolehkan.
3. Fuzzy Logic, Metode ini telah tidak sedikit dipakai pada system kontrol lantaran simpel, cepat serta adaptif. System Inferensi Fuzzy (FIS) merupakan system yng bisa melakukan penalaran yang dengannya prinsip serupa semisal kita-kita melakukan penalaran yang dengannya nalurinya. FIS yang telah di sebutkan bekerja didasari kaidah-kaidah linguistik serta mempunyai algoritma fuzzy yng menyediakan sebuah aproksimasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk dimasuki 3 analisa matematik.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan output, diharapkan 3 tahapan yakni :
1. Fuzzification adalah suatu proses bagi atau bisa juga dikatakan untuk merubah suatu peubah masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi peubah fuzzy (variabel linguistik) yng umumnya disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy yang dengannya fungsi keanggotaannya masing-masing.
2. Rule evaluation (Evaluasi peraturan) adalah proses pengambilan keputusan (inference) yng didasari aturan-aturan yng ditetapkan pada basis peraturan (rules base) bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghubungkan antar peubah-peubah fuzzy masukan serta peubah fuzzy keluaran.
3. Defuzzification, Input dari proses defuzzifikasi merupakan suatu himpunan fuzzy yng diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yng diperoleh adalah suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy yang telah di sebutkan. Andai diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka Perlu bisa di ambil suatu nilai crisp tertentu menjdai output.
f. IEEE 802.11f
Standar 802.11f merupakan rekomendasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk jalur akses vendor produk yng memungkinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjadi lebih kompatibel. Ia mempergunakan Inter-Access Point Protocol Roaming, yng memungkinkan pemakain roaming transparan akses berpindah dari satu titik ke titik lain sambil bergerak, tak peduli apa merek jalur akses yng dipakai pada infrastruktur jaringan. Kemampuan ini pun cuma disebut roaming.
g. IEEE 802.11g
Standar 802.11g menunjukkan bandwidth yng tinggi (54 Mbps throughput maksimum, 30 Mbps dalam praktek) pada rentang frekuensi 2,4 GHz. Standar 802.11g mundur-kompatibel yang dengannya standar 802.11b, yng berguna bahwasanya perangkat yng mendukung standar 802.11g pun bisa bekerja yang dengannya 802.11b.
Dalam evolusi WLAN merupakan pengenalan IEEE 802.11g. Ini adalah standar IEEE 802.11g akan secara dramatis bisa menaikan performa WLAN. IEEE 802.11g merupakan sebuah standar jaringan nirkabel yng bekerja pada frekuensi 2,45 GHz serta mempergunakan metode modulasi OFDM. 802.11g yng dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan sampai-sampai 54 Mb/s pada pita frekuensi 2,45 GHz, percis semisal halnya IEEE 802.11 biasa serta IEEE 802.11b. Standar ini mempergunakan modulasi sinyal OFDM, menjadikan lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lain-lainnya.
Sensitivitas Kecepetan Standar 802.11g
h. IEEE 802.11h
Standar 802.11h standar yng dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyatukan standar 802.11 serta standar Eropa (HiperLAN 2, maka h dalam 802.11h) sementara Eropa sesuai yang dengannya aturan yng terkait yang dengannya penggunaan frekuensi serta efisiensi energi.
i. IEEE 802.11i
Standar 802.11i yng dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan keamanan data transfer (yang dengannya mengelola serta mendistribusikan kunci, serta menerapkan enkripsi serta otentikasi). Standar ini didasarkan pada AES (Advanced Encryption Standard) serta bisa mengenkripsi transmisi yng beroperasi pada 802.11a, 802.11b serta 802.11g teknologi.
j. IEEE 802.11j
The 802.11j standar merupakan aturan Jepang apa 802.11h merupakan aturan Eropa.
k. IEEE 802.11n
IEEE 802.11n adalah satu dari sekian banyaknya standarisasi yng telah direvisi dari versi sebelumnya IEEE 802,11-2.007 sebagaimana sudah dirubah yang dengannya IEEE 802.11k-2008, IEEE 802.11r-2008, IEEE 802.11y-2008, serta IEEE 802.11w-2009, serta didasarkan pada standar IEEE 802.11 sebelumnya yang dengannya menambahkan Multiple-Input Multiple-Output (MIMO) serta 40 MHz saluran ke layer fisik, serta frame agregasi ke MAC layer.
l. IEEE 802.11r
Standar 802.11r yng sudah dikembangkan menjadikan bisa mempergunakan sinyal infra-merah. Penggunaan teknologi nirkabel versi 802.11r akhirnya disahkan oleh badan standarisasi IEEE dunia. Standar ini memungkinkan wifi akses point bagi atau bisa juga dikatakan untuk saling mem-back up.
Dilansir melalui PC World, Selasa (2/9/2008), IEEE sudah sukses mengesahkan standar 802.11r-2008 ini pada tanggal 15 Juli lalu.
Standar ini bisa memfungsikan perangkat wi-fi percis halnya yang dengannya ponsel, cuma yang dengannya menghubungkan masing-masing akses point wi-fi semisal halnya menghubungkan masing-masing BTS yng ada di teknologi seluler.
Pengertiannya, sebuah perangkat ponsel yng mempergunakan bantuan teknologi VoIP (voice over internet protokol) bisa dipakai secara mobile selama terdapat akses point wi-fi di daerah yang telah di sebutkan. Malah setiap pergeseran yng terlaksana pun memungkinkan akses point satu yang dengannya lain-lainnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mem-back up. Di sayangkan, andai Seluler bisa menjangkau BTS-BTS yang dengannya jarak yng cukup jauh, akses point wi-fi cuma bisa mencakup koneksi perangkat yang dengannya jarak dekat.
Yang dengannya begitu maka bantuan App keamanan wi-fi Amat dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah masuknya virus, spam maupun aplikai jahat lain-lainnya yng bisa merusak perangkat. App secure connection ini butuh waktu sekira 50 milisecond. Lebih cepat dibandingkan secure connection milik system nirkabel lain-lainnya.
Selain itu, aliansi wi-fi sudah sukses menguji coba mempergunakan layanan telepon VoIP yang dengannya mempergunakan sinyal wi-fi bernama Voice Personal. Pada bulan Juni, aliansi yang telah di sebutkan mengembangkan program sertifikasi yng sudah menyetujui perangkat koneksi jaringan milik Intel yang dengannya seri 4965AGN serta Intel 3945ABG. Kedua perangkat yang telah di sebutkan sudah diuji coba interoperabilitasnya.
Itulah tidak banyak berita mengenai Standarisasi Jaringan Wireless IEEE 802.11. Mudah-mudahan apa yng saya sampaikan bisa memberikan manfaat bagi atau bisa juga dikatakan untuk anda sekalian. Read more : Money saving tips, Best way to save money

Related : Standarisasi Jaringan Wireless IEEE 802.11

Seputar Standarisasi Jaringan Wireless IEEE 802.11

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Standarisasi Jaringan Wireless IEEE 802.11